Penanganan Penyakit ADHD



Meski tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa jenis obat serta terapi untuk ADHD yang dapat dipilih. Langkah-langkah penanganan ini dilakukan guna meringankan gejala sehingga penderita dapat menikmati hidup yang normal dan lebih berkualitas.
Meski demikian, tidak ada jalan pintas untuk menangani ADHD. Dibutuhkan komitmen waktu, emosi, serta finansial untuk menemukan kombinasi metode penanganan ADHD yang tepat dan cocok untuk Anda atau anak Anda.

Penanganan dengan Obat-obatan

Meski tidak bisa menyembuhkan, obat-obatan dapat mengurangi gejala-gejala ADHD. Terdapat empat jenis obat yang biasa digunakan, yaitu methylphenidatedexamfetamine,lisdexamfetamine, dan atomoxetine.
Methylphenidatedexamfetamine, dan lisdexamfetamine termasuk dalam golongan obat stimulan. Obat-obatan ini akan memicu peningkatan aktivitas otak, terutama pada bagian yang mengendalikan kemampuan konsentrasi dan perilaku. Efek obat-obat ini adalah penderita menjadi lebih tenang, kurang impulsif, dan bisa fokus.
Methylphenidate umumnya digunakan untuk remaja dan anak-anak di atas enam tahun. Jika pasien tidak cocok dengan obat ini, dokter akan menggantinya dengandexamfetamine. Sementara dexamfetamine dianjurkan untuk anak-anak di atas usia tiga tahun.
Jika obat jenis stimulan tidak cocok untuk pasien, misalnya karena alasan kesehatan tertentu, dokter biasanya akan memberikan atomoxetine. Obat ini termasuk jenisselective noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI). SNRI akan meningkatkan kadar senyawa noradrenalin dalam otak sehingga dapat membantu daya konsentrasi dan mengendalikan impuls. Atomoxetine bisa diresepkan untuk remaja dan anak-anak di atas enam tahun.
Semua obat pasti memiliki efek samping, termasuk obat-obatan untuk ADHD. Beberapa efek samping yang umum terjadi saat menggunakannya adalah sakit kepala, tidak nafsu makan, dan gangguan pencernaan. Tetapi pengguna atomoxetine harus lebih waspada karena obat ini juga diduga dapat memicu efek samping yang lebih serius, yaitu memicu keinginan bunuh diri serta kerusakan hati.
Pasien yang sudah menjalani langkah penanganan sebaiknya memeriksakan diri secara rutin ke dokter sampai gejala-gejala ADHD berkurang secara signifikan. Setelah kondisinya membaik pun, pasien tetap dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan secara berkala.

Penanganan Melalui Terapi

Selain obat, penanganan ADHD dapat dilengkapi dengan terapi. Metode ini juga berguna untuk menangani gangguan-gangguan lain yang mungkin menyertai ADHD, misalnya depresi. Jenis-jenis terapi yang dapat menjadi pilihan meliputi:
  • Terapi perilaku kognitif atau CBT (cognitive behavioural therapy). Terapi ini akan membantu penderita ADHD untuk mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah atau situasi tertentu.
  • Terapi psikologi. Penderita ADHD akan diajak untuk berbagi cerita dalam terapi ini, misalnya kesulitan mereka dalam mengatasi gejala-gejala ADHD dan mencari cara untuk mengatasi gejala.
  • Pelatihan interaksi sosial. Jenis terapi ini dapat membantu penderita ADHD untuk memahami perilaku sosial yang layak dalam situasi tertentu.
Orang-orang yang dekat dengan penderita ADHD seperti orang tua, saudara, serta guru juga membutuhkan pengetahuan serta bantuan agar dapat membimbing para penderita. Berikut ini beberapa jenis terapi dan pelatihan yang mungkin dapat berguna.
  • Terapi perilaku. Dalam terapi ini, orang tua serta perawat penderita ADHD akan dilatih untuk menyusun strategi guna membantu si penderita dalam berperilaku sehari-hari dan mengatasi situasi yang sulit. Misalnya dengan menerapkan sistem pujian untuk menyemangati pasien.
  • Program pelatihan dan pengajaran untuk orang tua. Selain membantu orang tua untuk lebih memahami perilaku penderita ADHD, langkah ini juga dapat memberikan gambaran tentang bimbingan spesifik yang dibutuhkan penderita.
ADHD memang tidak bisa disembuhkan, tapi diagnosis dan penanganan yang tepat sejak dini dapat membantu penderita dalam beradaptasi dengan kondisi dirinya.

Previous
Next Post »