Food Combining Lebih Sehat ? Benarkah ?

Food combining atau sering disingkat FC berpijak pada teori bahwa makanan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori: makanan pembentuk kadar asam dan pembentuk kadar basa/alkalin tubuh. Konsumsi dua kelompok makanan ini dianggap memengaruhi kadar asam basa tubuh, sehingga makanan asam seperti daging dan ikan sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan makanan basa seperti nasi dan kentang. Karbohidrat misalnya, yang bersifat basa, memerlukan kondisi basa untuk dicerna, sehingga sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan dengan protein bersifat asam.
Food combining-alodokter
Teori food combining mengklaim menyehatkan tubuh dengan menjaga keseimbangan kadar asam basa dalam darah. Namun hingga saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang bisa mendukung teori tersebut.
Kadar pH memberikan informasi mengenai seberapa tinggi kadar asam dan basa. Jika nilai pH 0 berarti kondisi seluruhnya asam. Sementara pH 14 berarti kondisi seluruhnya basa dan kadar yang netral adalah pH 7.
Sangat penting untuk kadar pH tubuh dijaga dalam kadar normal yaitu 7.35-7.45. Jika pH tubuh berada di bawah 7.35, darah disebut terlalu asam. Sedangkan jika pH tubuh berada di atas 7.45, darah disebut terlalu basa. Kadar pH yang tidak normal akan berdampak pada fungsi dan metabolisme tubuh secara keseluruhan. Kedua organ yang berperan penting dalam menjaga pH tubuh adalah ginjal dan paru-paru.
Lalu, apa itu makanan pembentuk asam dan basa menurut teori FC ini?
  • Makanan pembentuk asam adalah yang kaya protein dan karbohidrat seperti ikan, daging, susu, keju, biji-bjian, dan telur.
  • Sementara makanan pembentuk alkalin atau basa adalah sebagian besar buah dan sayur. Buah yang berasa asam seperti sitrus bisa tetap dikategorikan basa karena hasil pengolahan di dalam tubuh akhirnya bersifat basa.
Selain menekankan pada pentingnya mengonsumsi sayuran dan buah serta berolahraga teratur, pola makan ini juga menyarankan pembatasan konsumsi produk kemasan, gula putih, tepung mengandung gluten, dan kafein.
Meski demikian, berbagai pihak menyatakan ketidaksetujuan terhadap teori dalam food combining. Berikut beberapa alasan yang metalarbelakangi:
  • Food combining memang dapat mengubah kadar pH dalam urine. Namun belum terdapat penelitian yang menunjukkan perubahan kadar pH pada darah.
  • Food combining diklaim berperan mencegah penyakit kronis karena kondisi tubuh yang terlalu asam menjadi lingkungan yang ideal untuk tumbuhnya kanker.  Padahal bukan jaringan kanker yang terbentuk pada lingkungan asam. Namun sebaliknya, kanker itu sendiri lah yang menyebabkan meningkatnya kadar keasaman pada tubuh.
  • Tubuh memiliki mekanisme alami untuk menciptakan keseimbangan kadar asam basa tubuh. Oleh karenanya, beberapa ahli menyebut bahwa konsumsi makanan tidak dapat membuat tubuh menciptakan kondisi yang lebih asam atau lebih basa.
  • Tidak ada batas pasti untuk membedakan mana makanan yang menghasilkan kondisi asam dan mana yang basa. Misalnya keju chedar yang kaya protein dan fosfor dapat dikategorikan sebagai pembentuk asam. Namun keju juga kaya akan kalsium yang meningkatkan kadar basa dalam darah.
  • Makanan bukanlah satu-satunya penentu kadar pH dalam darah. Ada banyak hal lain seperti aktivitas fisik, usia, dan kondisi kesehatan yang memengaruhi, sehingga kita tidak bisa memfokuskan diri semata-mata pada konsumsi makanan.
Meski demikian, prinsip food combining untuk meminimalkan konsumsi karbohidrat dan daging bukan anjuran yang buruk. Jika Anda sedang kelebihan berat badan dan menerapkan food combining dan gaya hidup sehat, dalam jangka panjang, berat badan akan menjadi lebih ideal.  Kelompok makanan yang dianjurkan dan dihindari dalam food combining dapat diterapkan untuk menjaga tubuh lebih sehat, yaitu: konsumsi banyak air mineral, sayur, dan buah, serta hindari konsumsi minuman keras, makanan kemasan, dan gula yang terlalu banyak.
Kesimpulannya adalah hipotesis yang mendasari FC sama sekali belum terbukti secara ilmiah dalam meningkatkan kualitas kesehatan. Namun Anda bisa menerapkan anjuran-anjuran FC seperti meningkatkan konsumsi sayur, buah dan sumber protein rendah lemak. Karena terbatasnya bukti ilmiah terhadap pola makan yang hanya bertumpu pada kadar keasaman ini, FC sebaiknya tidak dijadikan sebagai patokan pola makan.
Previous
Next Post »

2 comments

Click here for comments
26 August 2015 at 21:38 ×

oh jadi belum ada bukti ilmiahnya sob, jadi pola makan yang baik dan benar itu harusnya yang seperti apa..

Reply
avatar
Unknown
admin
30 August 2015 at 02:30 ×

yap betul sekali,. :)

Reply
avatar